Review: Sayap - Sayap Kecil by Andry Setiawan

Monday, February 1, 2016

Judul : Sayap - Sayap Kecil
Penulis : Andry Setiawan
Penerbit : Inari
Tebal : 122 halaman
Terbit : November 2015

SINOPSIS

1. Namaku Lana Wijaya
2. Ibuku suka memukul dan menyiksaku bahkan dengan kesalahan sekecil apa pun. Seperti ketika aku lupa membeli obat nyamuk.
3. Aku punya tetangga baru, cowok cakep yang tinggal di sebelah rumah.
4. Kehadiran cowok cakep tidak mengubah kenyataan bahwa aku sering pergi ke sekolah dengan bekas memar di sekujur tubuhku.
5. Doakan aku supaya bisa lulus SMA secepat mungkin dan pergi dari rumah sialan ini.

Buku ini adalah buku harianku. Aku tidak akan merahasiakannya dan membiarkan kalian untuk membaca kisah hidupku yang tidak terlalu sederhana ini. Mungkin sedikit aneh, tapi aku harap kalian bisa belajar dari aku.


----------------------------
REVIEW

Lana adalah seorang remaja yang sejak kecil sudah tinggal bersama ibunya. Sejak kecil orangtuanya sudah berpisah. Lana tinggal bersama Ibunya dan sudah lupa akan kenangan dengan sosok Ayahnya. Lana selalu berpikir Ayahnya tidak sayang padanya sehingga membiarkan Dia dan Ibunya pergi begitu saja.

Lima tahun dirawat dan dibesarkan oleh Ibunya, Lana tumbuh menjadi sosok yang tegar dan sering mengasingkan diri. Pekerjaan Ibunya sebagai penari di sebuah klub malam membuat Ibunya seringkali marah-marah pada Lana jika Dia tidak beres mengerjakan suatu tugas dari Ibunya. Marah-marah yang diterima oleh Lana juga seringkali dibarengi oleh pukulan yang diterimanya tanpa sebab. Namun, Lana tetap menyayangi Ibunya. 

Di sekolah, Lana mejadi sosok pendiam. Dia suka mengasingkan diri dan menulis buku harian. Di buku hariannya Dia bercerita mengenai berbagai hal di kehidupannya. Seringkali Lana juga harus menghindari pandangan keingin tahuan teman-teman juga guru Lana jika saat bersekolah kondisi fisik lana banyak lebam-lebam.

"Manusia pada akhirnya harus menghadapi semuanya sendirian, meskipun dikelilingi banyak orang." (halaman 15)
Lana selalu beranggapan hanya memiliki satu-satunya orangtua yang tersisa. Dia tidak mau Ibunya pergi dari kehidupannya dan menyebabkan Lana hidup sebatang kara. Sampai ketika Lana berkenalan dengan sosok laki-laki bernama Surya. Laki-laki yang mengaku kakak kelas Lana. Bersama Surya, Lana merasakan kebahagiaan. Namun, saat menyadari Surya bukanlah sosok yang selama ini ada menemani hari-harinya, Lana kebingungan!
-------------------------------
Ini adalah awal pertamaku membaca tulisan Andry Setiawan. Buku yang cukup tipis ini pada awalnya malas untuk aku membelinya. Takut harga buku yang harus aku keluarkan tidak sebanding dengan isi cerita yang akan aku terima. Namun, saat aku melihat banyaknya review cukup positif dari pembaca akan novel ini aku ikut penasaran ingin membeli dan membacanya.

Jujur saja, sinopsis yang diberikan sudah menggambarkan kekelaman isi ceritanya. Aku tidak bisa membayangkan kehidupan yang dijalani oleh seorang Lana. Mungkin kalau aku dalam posisi Lana tidak akan mengambil keputusan seperti Lana. Siapa yang mau menerima perlakuan buruk?

Membaca buku ini membuatku tidak berhenti merasakan kengerian luar biasa akan setiap konflik yang diberikan. Tidak berhenti merasa kesal akan karakter Lana dalam buku ini. Aku tidak tahu apa kata-kata yang tepat untuk menggambarkan isi buku ini, hmmm... mungkin: GILA? 
Penulis berhasil mengangkat kisah tabu dalam bentuk novel tanpa menghaluskan setiap adegan dan konflik yang diberikan. Benar-benar salut.

Menggunakan teknik bercerita berdasarkan sudut pandang Lana dalam menulis buku hariannya, aku menikmati setiap kejadian hari demi hari yang dirasakan Lana. Sayangnya buku ini terlalu tipis, sehingga tidak terasa kisah Lana berakhir begitu saja.

Saat menjelang ending, aku kembali dibuat terkejut dengan twist yang diberikan penulis. Aku benar-benar tidak menyangka akan ending yang diberikan. Aku tidak menyangka akan kejutan yang tidak terpikirkan olehku. Nilai plus lagi akan buku tipis ini.

Tema yang diangkat dari kisah ini merupakan hal yang sering kita jumpai disekitar kita tanpa kita sadari. Hal tersebut menjadi pelajaran yang aku dapatkan ketika membaca buku ini. Jangan diam jika kamu menyadari ada sesuatu hal yang tidak beres di sekitarmu.

Namun, aku menemukan satu typo didalamnya yang semoga penerbit akan memperbaikinya di cetakan selanjutnya. Memang tidak banyak. Semoga dapat menjadi bahan koreksi nantinya. Berikut typo yang berhasil aku catat:

"Akumembetulkan letak gitar dan ransel dipunggungku......." (halaman 46)
Akumembetulkan seharusnya Aku membetulkan.

Overall, buku ini bagus banget untuk pembaca semua umur. Terutama pembaca remaja agar tidak lemah dan berani mengambil tindakan jika mengalami hal seperti Lana. Karena jika kamu merasa hanya satu orang yang sayang padamu, tugasmu hanya melihat sekelilingmu dan kamu akan temukan banyak orang yang sayang juga peduli padamu tanpa kamu sadari.





Selamat membaca!

Regards,

APRL

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.