Review: Bitter Winner by Mita Miranti

Monday, September 21, 2015

Judul : Bitter Winner
Penulis : Mita Miranti
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 250 halaman
Cetakan : 1, 2015

Di antara banyak harapan yang belum juga terjawab, kau salah satunya.
Namun, aku akan setia menunggu tiada henti.
Lagi pula, siapa yang bisa melarikan diri dari patah hati?
Aku tidak akan pernah menyesal menjatuhkan hati kepadamu.
Juga tak akan pernah takut untuk kehilanganmu.
Cinta tak akan pernah tersesat dan akan menentukan sendiri ke mana muara yang ia tuju.
Jika di ujung jalan bercabang ini aku tak menemukanmu, aku akan berbalik arah dan kembali mencarimu.
Kembali menyusuri jalan setapak yang kutemui.
Tak peduli berapa putaran telah aku lewati.
Berapa lama lagi aku akan menunggu?
Berapa banyak lagi luka yang akan kurasa?

Karena cinta adalah candu, luka tak akan masuk hitunganku.
Bukankah hanya cinta yang akan membuat hati utuh?


REVIEW

Ini merupakan novel keempat seri seven deadly sins by Gagas Media. Bercerita tentang Audrina yang sejak kecil sudah ikut Ayahnya ke Jakarta dan meninggalkan Ibu dan adiknya.
Saat itu Audrina masih kecil, sehingga dia belum mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.

Audrina tumbuh dan dibesarkan dengan sosok ibu tiri dan digambarkan kesepian. Audrina memiliki sosok lelaki-laki ganteng dimasa SMA nya bernama Bastian. Kehadiran Bastian disamping Audrina cukup membuat iri teman SMA lainnyaa. Padahal Audrina hanyalah siswi yang tidak dikenal, dan tidak bisa bergaul.


"Apa untungnya cepat puas dengan sedikit bagian kalau kita bisa memiliki bagian yang lebih banyak? Kenapa harus berpuas diri dengan satu perhatian saja, sedangkan masih banyak orang-orang disekitar kita?" (Halaman 1)

Tinggal di Jakarta, Audrina kekurangan kasih sayang dari Ibu Tiri dan Ayahnya. Ibu tirinya seringkali marah dan menyuruhnya membantu membuat kue tiap malam. Sedangkan ayah Audrina selalu sibuk kerja.

Audrina mengisi waktu dengan mengikuti kursus membuat scrapbook dan menjadi tenaga pengajar disana. Berawal dari lomba membuat scrapbook yang diadakan oleh tempatnya bekerja, Audrina dipertemukan dengan kenangan masa kecil yang sudah terhapus dari ingatannya. Seseorang yang mungkin merupakan bagian dari hidup Audrina mengikuti lomba tersebut.


Suatu waktu Audrina sudah muak dengan segala sikap Ibu Tirinya terhadapnya. Bahkan Ibu tirinya sudah merampas satu-satunya kenangan yang Audrina punya tentang masa kecilnya. Audrina membenci sekali ibu tirinya tersebut dan memutuskan untuk bertualang mencari Ibu dan adiknya di Makassar.

Bermodal informasi peserta lomba yang diduga merupakan seseorang dari masa lalunya, pertualangan Audrina dimulai.
Audrina perlahan mencari tahu sendiri apa yang menyebabkan dirinya pergi ke Jakarta bersama ayahnya. Terjawabkah pertualangan nekat Audrina ke Makassar?
-----------------------
Ini merupakan debut pertama Mita yang aku baca. Sejak awal seri seven deadly sins ini muncul, aku sangat tertarik untuk mengikuti semua kisahnya. Termasuk novel ini.
Cover yang ditampilkan agak berbeda dari ketiga seri sebelumnya, tapi tidak menghilangkan ciri khas seri ini. Gagas Media juga memberikan pembatas dalam buku yang cukup unik.

Halaman pertama langsung dibuka dengan penggambaran muram Audrina. Aku dapat merasakannya. Mita perlahan membawaku menyelusuri halaman demi halaman tentang rahasia yang dimiliki Audrina tentang keluarganya.

Audrina digambarkan licik, dia selalu berakting seolah harus terlihat sempurna didepan banyak orang. Bahkan saat Dia terlambat untuk mengajar, Dia tidak mau ada orang lain yang menggantikannya sebagai sosok perhatian.
Aku juga cukup shock saat membaca cara Audrina meluapkan emosinya sebelum pergi berpetualang.

"If you don't know your family's history, then you don't know anything. You are a leaf that doesn't know it is past of a tree." - Michael Crichton. (halaman 135)

Audrina yang tidak memiliki ingatan terlalu kuat tentang keluarganya dulu dan nekat berpetualang sendirian cukup membuat aku bertanya-tanya akan keberaniannya. Saat berhasil menemukan sosok orang yang dicari, Audrina juga menyembunyikan identitasnya.
Karakter yang coba ditampilkan Audrina dapet banget sih. Aku sembagai pembaca kesel banget sama sosoknya.

Novel ini sarat akan berbagai nilai moral mengenai keluarga. Kita sebagai anak memang seringkali merasa bahwa orangtua kita tidak menyayangi kita berdasarkan sudut pandang yang kita mau. Anak seringkali merasa tidak diperhatikan dan merasa orangtua tidak peduli akan sosoknya. Hal itu membuat anak seringkali bertingkah hanya untuk menarik perhatian.

Semua itu tergambar dalam novel ini.

"Aku membencinya, sebab yang aku tahu, Papa telah memisahkan ku dengan mama dan adikku."

Audrina yang beranggapan kalau ayahnya sangat jahat dan mungkin sudah tidak peduli sama ibunya, ternyata presepsi Audrina salah. Selalu ada alasan yang orangtua simpan dibalik semua sikap mereka yang menurut anak menyebalkan.
Akan selalu ada cara yang berbeda bagi setiap orangtua dalam mencintai anaknya.

Pesan tentang keluarga yang digambarkan dalam novel ini begitu sesuai dengan realita yang terjadi sekarang. Aku sangat pernah mengalaminya. Saat dimana pemikiran anak dan orangtua tidak pernah bertemu.

Kalau boleh memberikan kurangnya dalam novel ini mungkin hanya pada tokoh Audrina yang tidak terlalu kuat digambarkan sikap Lust (nafsu) nya. Dibandingkan ketiga seri sebelumnya. Tapi aku tetap sebal dengan sosok Audrina dan segala akting yang dibuatnya.

Untuk debut pertama Mita Miranti yang aku baca, aku berikan 3* untuk kisah keluarga yang sarat akan makna ini.
Tidak sabar membaca karya Mita selanjutnya :D

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.