Review: Walking After You by Windry Ramadhina

Thursday, August 20, 2015

Judul Buku : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit: Gagas Media
Tebal : 328 halaman
Available at: Bukupedia

Masa lalu akan tetap ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkan kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.


                                                                Review
  
Novel ini bercerita tentang 2 gadis kembar yang memiliki perbedaan dalam bakat dibidang masak. An ahli dalam memasak makanan Itali, sedangkan Arlet sangat suka sekali membuat kue.
Hubungan mereka dekat, digambarkan oleh Windry kalau mereka punya keinginan mempunyai restoran sendiri. Hubungan kedekatan mereka hancur ketika Arlet mengakui kalau dia menyukai Jinendra. Dia seorang koki handal yang sengaja bertemu saat An dan Arlet mengikuti acara masak.

Layaknya saudara kembar, An mulai menutupi perasaan sukanya kepada Jinendra di depan Arlet. Bahkan sesekali An menolak secara tegas perhatian yang diberikan Jinendra. Sayangnya hati berkata lain, An justru menikmati romansa cintanya bersama Jinendra yang dilakukan secara diam-diam.
Rahasia yang disembunyikan oleh keduanya ternyata tidak bertahan lama.

Arlet bertengkar dengan An, dan itu membuat penyesalan dalam diri An berlarut-larut. 

Kehilangan Arlet membawa rahasia yang perlahan terkuak mengenai hubungan persaudaraan mereka selama ini. Hal itu memustukan An untuk melanjutkan mimpi Arlet yang tidak sempat dia laksanakan.

"Katakan, Hujan.
Apa yang lebgih menyakitkan? Tidak bisa melihatmu lagi atau menyadari bahwa aku kehilangan dirimu karena kesalahanku sendiri. Aku terlalu takut untuk percaya. Hujan, aku ingin percaya sekarang. Namun, tentu saja ini terlambat, bukan? Sebesar apapun aku percaya sekarang, kau tidak akan kembali."

"Pelangi yang muncul setelah hujan adalah janji alam bahwa masa buruk telah berlalu dan masa depan akan baik-baik saja."

Kehilangan Arlet membawa An bekerja di Afternoon Tea, sebuah toko kue yang dipimpin oleh Galuh-sahabat An. Bekerja di Afternoon Tea membawa An bertemu dengan Julian. Cowok yang menganggap segala sesuatunya dengan serius.

Pertemuan dengan Julian membawa kenangan buruknya kehilangan Arlet perlahan bisa dia terima. 
"Untuk melepaskan masa lalu, yang harus kulakuan bukan melupakannya, melainkan menerimanya."

Suka sekali setiap tulisan Windry. Termasuk dalam kisah An dan Julian kali ini. Windry mengangkat tema kuliner, dan memang di dalamnya bisa kamu temukan berbagai pengetahuan tentang kuliner. Kalau kamu membaca karya Windry sebelumnya- London. Dalam novel ini juga dihadirkan tokoh Ayu dan masa lalunya bersama Gilang.

Ayu dihadirkan sebagai tokoh yang dapat membuat An berdamai dengan penyesalannya dengan Arlet.
Aku juga suka sekali dengan penggambaran tokoh Julian. Serius dalam bekerja, pemalu tapi ternyata diam-diam bisa menunjukan rasa sukanya pada lawan jenis.

Suka banget sama tema yang diangkat. Kuliner. Penulis membawa pembaca perlahan pada kisah penyesalan An terhadap Arlet dan interaksi menggelitiknya dengan Julian.




3* untuk novel Windry kali ini. 

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.